1.
YAUW ELLEN TIFFANIA 16.I2.0003
2.
VIONA ELORA H. 16.I2.0007
3.
LAURENSIA ALVIANY G. 16.I2.0012
4.
KEREN JULIA S. 16.I2.0017
5.
CHRISTABELLA JOY T. 16.I2.0026
JAMUR
TIRAM
1.
PENGENALAN
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan sumber protein yang
sering dikonsumsi dan sudah lebih dikenal dalam masyarakat, baik dalam bentuk
segar maupun olahan. Namun, jamur termasuk bahan pangan yang mudah rusak
setelah beberapa hari setelah pemanenan sehingga tidak dapat diterima lagi
sebagai bahan pangan. Oleh karena itu perlu penanganan lebih tepat untuk
memperpanjang umur simpan jamur tiram putih. Salah satu cara yang digunakan
untuk mempertahankan kesegaran jamur tiram putih yang dikonsumsi dalam bentuk
segar yaitu dengan mengemas jamur tiram putih dalam plastik perforasi dan
disimpan pada beberapa variasi suhu penyimpanan.
Jamur tiram atau yang dikenal juga dengan jamur
mutiara memiliki bagian tubuh yang terdiri dari akar semu (rhizoid), tangkai
(stipe), insang (lamella), dan tudung (pileus/cap) (Suriawiria, 1993).
Ciri – ciri Jamur
Tiram
1. Permukaan licin dan agak berminyak ketika lembab
2. Bagian
tepi agak bergelombang
3. Letak
tangkai lateral agak disamping tudung
4. Daging
buah berwarna putih (pleurotus spp).
5. Diameter
tudung menyerupai cangkang tiram berkisar 5– 15 cm
6. Tumbuh
pada kayu-kayu lunak dan pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut
7. Tidak memerlukan
intensitas cahaya tinggi karena dapat merusak miselia jamur dan tumbuhnya buah
jamur.
8. Tumbuh dan
berkembang dengan suhu 15°- 30° C pada pH 5,5- 7 dan kelembaban 80%-90%
(Achmad dkk, 2011)
Taksonomi dari jamur tiram sebagai berikut:
Kerajaan
: Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
2.
JENIS JAMUR TIRAM
i.
Jenis Florida
Jamur
tiram jenis ini yang paling banyak dibudidayakan dan sering dijumpai oleh
kalangan masyarakat. Ciri-ciri dari jamur
jenis ini adalah sebagai berikut:
a. Bentuk
jamur tiram putih seperti tudung / payung. Beberapa dari jenis ini dalam
pertumbuhannya bergerumbul (banyak) berkelompok.
b. Kisi-kisi
bawah (sirip) relatif lebih lebar dari pada jenis osteron
c. Warna
jamur putih bersih.
d. Kadar
air optimal pada jamur tiram jenis florida cenderung lebih tinggi dibandingkan
jenis oystern. Ciri umum jamur yang memiliki kadar air baik adalah warna jamur
tetap putih bersih. Jika memiliki kadar air berlebihan, cenderung jamur tiram
berwarna kekuningan dan lebih cepat membusuk.
e. Jamur
tiram jenis florida sangat cocok untuk jenis sayuran, untuk usaha jenis kripik
jamur, dan juga jamur goreng. Strukturknya masih cukup kuat walaupun telah
disimpan dalam lemari es.
ii.
Jenis Oystern (Osteron)
Jenis jamur ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuk
jamur tiram putih jenis ini men-yerupai
terompet. Pada saat berumur 2 hari dan jamur masih kecil, bentuknya relatif
masih berbentuk tudung, tetapi ketika membesar bentuknya membesar ke atas dan
seperti terompet.
b. Kisi-kisi
bawah (sirip) jamur jenis osteron lebih halus dan kecil daripada jenis florida.
c. Kadar
air jamur tiram jenis osteron relatif lebih sedikit. Ini yang menyebabkan
osteron relatif lebih kesat dari pada jenis florida.
d. Karakteristik
panen jamur tiram jenis osteron relatif kurang stabil. Pada saat banyak, panen
cenderung bersamaan dan banyak, tetapi kemudian habis. Karena itulah jenis
jamur ini kurang umum dibudidayakan, karena pemasarannya menjadi sulit karena
kurang stabilnya panen tadi.
e. Jamur
tiram jenis osteron lebih banyak dimanfaatkan untuk olahan sayuran
3.
KANDUNGAN GIZI
4.
MANFAAT BAGI KESEHATAN
i.
Pengendali
Kolestrol Jahat
Nilai gizi jamur tiram setara dengan daging. Namun, yang
membedakannya adalah kandungan kolestrol 0% di dalamnya. Kelebihan jamur tiram
dibanding dengan daging adalah jamur tiram dapat memberi asupan gizi yang cukup
tanpa menambah kolestrol jahat pada tubuh..
ii.
Meningkatkan
Imunitas Tubuh
Manfaat jamur tiram satu ini sudah dapat dibuktikan oleh
para ahli kesehatan. Kandungan vitamin C dalam jamur tiram berperan penting
untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh.
iii.
Membantu
Melawan Radikal Bebas
Jamur tiram mengandung senyawa yang cukup penting dan
dibutuhkan oleh tubuh seperti niacin. Antioksidan di dalamnya dapat melawan
radikal bebas yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi rusak.
iv.
Asupan
Nutrisi Bagi Ibu Hamil
Bagi wanita hamil yang sedang membutuhkan nutrisi yang
lebih, bisa mengkonsumsi jamur tiram. Manfaat jamur tiram untuk ibu hamil yakni
sebagai asupan nutrisi yang cukup dan dibutuhkan dalam sehari-hari agar tumbuh
kembang janin semakin baik.
v.
Dapat
Menurunkan Badan
Jamur memiliki kandungan protein yang tinggi akan tetapi
memiliki kalori dan kolesterol yang rendah serta memiliki kandungan air yang
tinggi hingga 80 %. Jamur juga kaya akan serat sehingga dapat menurunkan berat
badan.
5.
CARA PENYIMPANAN
Memiliki warna yang
putih bersih dengan dagingnya yang tebal, jamur tiram disukai banyak orang. Sayangnya,
jamur ini tidak memiliki daya tahan yang cukup lama untuk disimpan dalam suhu
ruangan maupun ditempatkan dalam lemari pendingin. Hal tersebut dikarenakan jamur jenis ini sangat aktif
melepaskan uap air, sehingga jamur menjadi kering dan kantong penyimpanan
menjadi basah karena uap air. Basahnya
kantong penyimpanan, bisa menyebabkan jamur menjadi lebih cepat busuk dan tidak
bisa digunakan kembali. Sedangkan
jika jamur kering, bentuknya menjadi nampak kekuningan. Kalau sudah begini,
sebaiknya dibuang karena jamur terseburt sudah terkontaminasi kuman dan bakteri
penyebab keracunan.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyimpan jamur tiram lebih lama yaitu:
1. Siapkan lebih dahulu, kertas tisu yang tebal atau lap bersih yang bisa menyerap air dengan baik. Lapisi kantong pembungkus dengan kertas tisu, kemudian letakkan jamur tiram di dalamnya.
2. Kalau menyimpan lebih dari dua sampai tiga bonggol jamur dalam satu kantong, lapisi lebih dahulu setiap bonggol jamur agar dengan kertas tisu agar uap air yang dilepaskan jamur dapat terserap. Sebaiknya, ganti selalu kertas tisu setiap 3 hingga 5 hari sekali agar jamur tiram selalu dalam kondisi segar.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyimpan jamur tiram lebih lama yaitu:
1. Siapkan lebih dahulu, kertas tisu yang tebal atau lap bersih yang bisa menyerap air dengan baik. Lapisi kantong pembungkus dengan kertas tisu, kemudian letakkan jamur tiram di dalamnya.
2. Kalau menyimpan lebih dari dua sampai tiga bonggol jamur dalam satu kantong, lapisi lebih dahulu setiap bonggol jamur agar dengan kertas tisu agar uap air yang dilepaskan jamur dapat terserap. Sebaiknya, ganti selalu kertas tisu setiap 3 hingga 5 hari sekali agar jamur tiram selalu dalam kondisi segar.
6.
PERLAKUAN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN
Perlakuan untuk
memperpanjang umur simpan jamur agar tidak mudah rusak (membusuk/ berlendir)
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan
Jamur Konsumsi Segar
Jamur untuk dikonsumsi dalam bentuk
segar memerlukan pengolahan yang sederhana. Adapun penanganan yang dilakukan
untuk mempertahankan kesegaran jamur tiram adalah sebagai berikut :
Ø Membersihkan
jamur dari sisa-sisa media tanam dan kotoran yang melekat dengan menggunakan
pisau
Ø Melakukan
seleksi/sortasi antara jamur yang rusak dengan yang baik. Jamur tiram putih
memiliki ciri-ciri besar, kering, dan berwarna putih bersih (baik/ tidak rusak)
Ø Meletakkan
jamur pada ruang terbuka dan hindari terkena air
Ø Menghindari
penyampuran jamur dengan tanaman lainnya
Ø Selanjutnya
jamur dimasukkan kedalam kantong plastik
2.
Penyimpanan Pada Suhu Rendah
Penyimpanan
pada suhu rendah merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan untuk dapat
mempertahankan kesegaran dari sayuran dan juga buah-buahan. Hal ini karena
penyimpanan dalam suhu rendah dapat menghambat pematangan, laju repirasi dan
metabolisme, laju kehilangan air, laju pertumbuhan mikroorganisme (bakteri,
kapang dan fungi), kelayuan serta reaksi biokimia dan kimia dari suatu produk
hasil pertanian. Temperatur yang digunakan dalam penyimpanan pada umumnya
berkisar antara 0OC
– 15O
C. Penyimpanan pada suhu rendah dibagi menjadi tiga berdasarkan suhu seperti
yang dikemukakan oleh Frazier dan Westhoff (1979), sebagai berikut :
1.
Common/cellar, penyimpanan pada suhu sedikit dibawah suhu udara luar (di atas
15OC)
2.
Chilling, penyimpanan di atas suhu beku (0O C – 15O C)
3.
Freezing, penyimpanan beku (dibawah 0OC)
7.
TEKNIK PENGAWETAN
8.
OLAHAN AWETAN
JAMUR
Pengolahan dengan cara ini merupakan
salah satu cara alternatif untuk menambah umur simpan jamur yang relatif
singkat dan menambah nilai jual. Pengawetan bertujuan untuk mempertahankan
kandungan nutrisi dalam produk untuk jangka waktu yang lama. Biasanya,
kelezatan dan kandungan nutrisi jamur segar lebih baik dibandingankan dengan
jamur olahan atau yang diawetkan, namun tidak untuk semua jenis jamur.
Ada beberapa bentuk jenis jamur
awetan, yaitu :
a. Pengalengan Jamur
Pada proses pengalengan jamur
layaknya makanan yang dikalengkan juga melalui proses termal (sterilisasi uap
dengan tekanan tinggi) pada suhu diatas 100OC. Dengan dilakukannya proses
tersebut diharapkan dapat membebaskan jamur dari mikroorganisme pembusuk
makanan (Achmad dkk, 2011).
b. Tepung Jamur
Tepung jamur dapat dibuat dengan
cara menjemur jamur yang telah dibersihkan hingga kering menggunakan mesin
pengering (oven) ataupun penjemuran manual. Kemudian jamur di giling hingga
halus apabila jamur telah benar-benar kering. Penepungan jamur ini dilakukan
guna mendapat nilai jual dan mempunyai banyak kegunaan. Tepung jamur dapat
dijadikan alternatif lain pengganti tepung biasa dalam pembuatan makanan
berbahan dasar jamur.
c. Jamur Kering
Jamur kering merupakan salah satu
cara pengolahan jamur yang dilakukan dengan cara mengeringkan jamur dibawah
sinar matahari langsung setelah dicuci. Pada dasarnya, pengeringan bahan adalah
salah satu cara mengurangi kandungan air yang terdapat dalam bahan, sehingga
dapat menekan kerusakan bahan akibat berkembangnya mikroorganisme karena
rendahnya kandungan air dalam bahan. Selain itu, pengeringan juga dapat
dilakukan dengan memanfaatkan udara panas atau oven bersuhu 40O C dan suhu secara perlahan-lahan
dinaikan hingga 45OC.
d. Asinan Jamur
Pengolahan jamur segar menjadi
asinan jamur merupakan salah satu cara dalam memperpanjang umur simpan.
Pertama-tama jamur dicuci dan di- blaching dalam air mendidih selama
lima menit. Kemudian, jamur yang sudah dingin di pindahkan kewadah toples atau
botol yang bermulut lebar, dan tambahkan larutan garam 22%, sedikit cuka, serta
vitamin C atau asam sitrat kedalam botol agar membuat jamur terlihat segar/berwarna
segar. Selanjutnya, wadah yang digunakan di tutup dengan tidak terlalu rapat
dan dipasteurisasikan selama satu jam. Setelah itu, wadah didinginkan dan tutup
botol dirapatkan, jadilah asinan jamur.
9. PENGEMASAN
Pengemasan merupakan salah satu cara
pengolahan pasca panen yang dapat menambah umur simpan suatu bahan atau produk
hasil pertanian. Pengemasan bertujuan untuk membantu dalam pencegahan dan
mengurangi kerusakan produk, melindungi bahan pangan yang berada didalamnya
dari bahaya kontaminasi dan gangguan fisik lainnya, serta berfungsi untuk
menempatkan suatu produk atau hasil olahan agar mempunyai bentuk-bentuk yang
membari kemudahan dalam pengangkutan, penyimpanan dan pendistribusiannya
(Syarif, et al (1989) dalam Maulani, 2003). Salah satu bahan kemasan
yang menempati bagian paling penting di industri kemasan adalah plastik. Hal
itu karena plastik memiliki kelebihan seperti harganya yang relatif murah,
dapat dibentuk berbagai rupa, serta dapat mengurangi biaya transportasi bila
dibandingkan dengan bahan-bahan kemasan lainnya.
10. MEDIA TANAM
Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah jerami
yang dicampur dengan air, dedak 10% dan kapur 1%. Fungsi dari jerami
adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur.Jerami mengandung lignin,
selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi
karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Air pada
jerami berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan
jamur. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam Pleurotus
ostreatus. Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam,
terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur merupakan
sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur. Selain itu juga kapur berfungsi untuk
mengatur pH media pertumbuhan jamur
11.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana YA,
Muchrodji, Bakrun M. (1999). Jamur tiram, Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis Usaha.
PT Penebar Swadaya, Anggota IKAPI. Bogor.
Djarijah, Nunung M., & Abbas S. (2001). Jamur Tiram. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Food Agriculture Organization (FAO). 1992.
Suriawiria, U. 1993.
Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta
Achmad dkk, 2011, Panduan
Lengkap Jamur, Jakarta: Penebar Swadaya
Syarief, R., S. Santausa dan St Isyana. 1989.
Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. PAU Pangan
dan Gizi. IPB. Bogor.
Chang, S. T., and P. G. Miles.
1989. Edible Mushrooms and Their Cultivation. CRC Press, Boca
Raton, FL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar