Kedelai hitam berasal dari tanaman liar di Cina
Utara. Di Indonesia sendiri, kedelai hitam diperkirakan menyebar pada zaman
Dinasti Zhou (sekitar 664 SM) sejalan dengan penyebaran agama Buddha dan
perdagangan para biksu vegetarian serta barter antara pedagang
China dengan pribumi Jawa. Pada abad ke-12 atau 13 tanaman kedelai hitam
ditemukan di wilayah Jawa Timur tepatnya Banyuwangi. Bukti nyata keberadaan
kedelai hitam di daerah Jawa Timur adalah dengan banyak berdirinya pabrik-pabrik kecap
di wilayah Tuban (Yuliana,
2007). Ada pun klasifikasi dari padatan aman kedelai adalah sebagai berikut
:
Komposisi gizi dalam kedelai hitam dapat dilihat pada Tabel
1.
Kualitas protein kedelai hitam termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hamper mendekati protein hewani. Kondisi demikian disebabkan karena banyaknya asam amino esensial (arginin,
fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dantriptofan) yang terkandung dalam kedelai. Kandungan serat dalam kedelai hitam juga sangat tinggi dan bermanfaat untuk membantu system pencernaan tubuh, sehingga dapat mengurangiracun yang tidak dibutuhkan olehtubuh. Kandungan serat juga membantu mengurangi risiko terjadinya kanker kolon (Mayasari, 2010).
Kedelai hitam menempati daftar teratas dengan aktivitas antioksi dan tertinggi dibandingkan jenis kedelailainnya
(kedelaimerah, cokelat, kuningdanputih).Warna yang lebihgelap yang melapisi kulit kedelai dikaitkan dengan kandungan flavonoid yang lebih tinggi, begitu juga dengan aktivitasantioksidan
yang lebihbaik (Mayasari, 2010).
KARAKTERISTIK
FISIK
Menurut ukuran
butirnya, kacang kedelai hitam dibedakan menjadi 3 antara lain:
o Kedelai Hitam kecil, 100 butir bobot < 13 gram
o Kedelai hitam menengah 100 butir 13 – 25 gram
o Kedelai hitam besar 100 gram berat > 25 gram
Seperti
kedelai pada umumnya, kedelai hitam mempunyai ciri-ciri:
ü Berkeping dua
ü Terbungkus kulit biji
ü Tidak mengandung jaringan endosperma
ü Embrio terletak diantara keping biji
ü Warna Kulit Hitam (antosianin)
ü Bentuk biji kedelai bulat lonjong atau bulat agak pipih
KOMPONEN MUTU
KEDELAI
Dalam Standar Nasional
Indonesia,Kedelai hitam memiliki standar – standar yang diperlukan untuk
mengukur kedelai yang layak digunakan maupun tidak. Berikut iniadalah Standar
yang sudah di tetapkan oleh SNI, antara lain,
Kadar
Air
: Jumlah kandungan air dalam biji kedelai yang dinyatakan dalam presentase
berat basah.
Biji
Belah
: Biji kedelai yang kulit bijinya terlepas dan keeping-keping bijinya bergeser.
Biji
Rusak
: Biji kedelai yang berlubang, bekas serangan hama, pecahan karena mekanis,
biologis, fisik, dan enzimatis seperti berkecambah, busuk, timbul bau yang
tidak disukai dan berubah warna atau bentuk.
Butir warna
lain : Butir kedelai yang warnanya
tidak sama dengan aslinya akibat campuran dengan varietas lain.
Kotoran
: Benda asing seperti pasir, tanah, potongan sisa batang, daun, kulit
polong, biji-bijian lain yang bukan berhelai.
Butir
Keriput
: Biji kedelai yang berubah bentuknya dan keriput, termasuk biji sangat
muda atau biji yang tidak sempurna pertumbuhan.
Perubahan Pasca Panen
perubahanpasca panen
yang dialami oleh kedelai hitam yaitu, pada awal pemanenan Kedelai hitam masih
berubah buah, sehingga pada saat selesai pemanenan kedelai hitam hendaknya
harus di jemur selama 3 hari agar saat buah mengering, polong kedelai hitam, mudah
pecah sehingga kedelai mudah dikeluarkan. Untuk hasil kering sempurna,
hendaknya saatpenjemuran dilakukan pembalikan berulang kali. Kemudian pada
tahap selanjutnya dilakukan penyortiran dan Penggolongan. Terdapat beberapa
cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara
memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau
dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan
disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari
kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang
bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang
sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji
kedelai sekitar 18,2 %. Tahap Selanjutnya adalah Penyimpanan dan Pengemasan
dimana Kedelei Hitam akan disimpan cukup lama di tempat kering dan dibungkus
dengan karung. Karugn tersebut lalu di tumpuk dan di beri alas kayu agar tidak
langsung menyentuh tanah. Kdelai yang
disimpan dalam waktu lama maka setiap 2-3 bulan sekali harus di jemur agar kadara
airnya mejadi 9-11%.
Pengolahan Produk
Produk olahan dari kedelai hitam adalah sebagai berikut :
- Kecap manis dan kecap asin di Indonesia
- Asinan fermentasi douchidi China (Shurtleff&
Aoyagi, 2011)
- Saus kedelai hitam di China : berasa tajam dan keasaman, bulir kedelai masih nampak
- Susu kedelai hitam
- Pelengkap nasi tumpeng masyarakat Jawa (Gardjito&
Lilly, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
:
Gardjito,Murdijati.; Lilly T. Erwin (2010). Serba-Serbi Tumpeng: Tumpeng dalam Kehidupan Masyarakat Jawa. GramediaPustakaUtama. ISBN 9792261672.
Mayasari, Susan. (2010). Kajian Karakteristik Kimia dan Sensoris Sosis Tempe Kedelai Hitam (Glycine Max.L) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dengan Bahan Biji Berkulit dan Tanpa Kulit.UniversitasSebelasMaret. Surakarta.
Renitya p, Intan, dkk. 2011. Pemanfaatan Kedelai Hitam sebagai
Susu Kedelai. Universitas 11 Maret : Surakarta.
Shurtleff, W.; Aoyagi, A.
(2011).History
of Fermented Black Soybeans (165 B.C. to 2011). Lafayette,
California. Soyinfo Center.
Somaatmadja, Sadikin. (1985). Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Yuliana, Tri. (2007). Pengaruh Inokulasi Silang Bakteri Nodul dari Berbagai Tanaman Leguminosae pada Tanaman Kedelai Hitam.Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar