Monica
Rossy K. (16.I1.0073)
Okti
Ruenda (16.I1.0095)
Margareth
Cindy L. (16.I1.0103)
Bernadeta
Febriana H. (16.I1.0172)
Paraskevi Nove (16.I1.0199)
Paraskevi Nove (16.I1.0199)
Udang
Windu diklasifikasikan Suwignyo (1989) sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustaceae
Ordo
: Decapoda
Famili
: Paneidae
Genus
: Penaeus
Spesies
: Penaeus monodon
Udang
windu termasuk spesies udang laut yang dapat mencapai ukuran besar. Udang
Windu bisa disebut dengan pancet,
bago, menjangan, pedet, pelaspelas, sito, liling atau lotong, black tiger shrimp. Pinaeus monodon (Fabricus)
memiliki badan berwarna hijau kebiru-biruan
dan berloreng-loreng besar. Ketika sampai
di luar negeri dikenal sebagai Tiger prawn. Jenis inilah yang kemudian menjadi hasil tangkapan di laut dan merajai pasaran ekspor kita, karena memiliki nilai tinggi. Udang windu yang sudah berukuran besarlah yang kemudian diekspor.
Udang
yang ada dialam bebas panjangnya ±35 cm dengan berat sekitar 260 gram. Udang windu dewasa
mencari tempat yang dalam di tengah laut, sementara saat muda berada diperairan
yang dangkal di tepi pantai bahkan ada yang berada di air payau. Udang termasuk
hewan euryhaline (dapat mentolelir kisaran salinitas yang luas).Udang
windu dapat hidup pada salinitas 3-35 ppt. Udang windu juga bersifat eurythermal
yaitu hewan yang dapat mentolelir perubahan suhu yang luas (Mujiman dan
Suyanto,1989).
Udang
windu mudah
dipelihara dalam tambak, karena tahan menghadapi salinitas yang rendah (3%),
maupun yang tinggi (35%). Dalam tambak yang dikelola dengan cermat sebagaimana
yang dilakukan untuk pemeliharaan ikan bandeng, udang windu ini dalam waktu 6
bulan dapat mencapai bobot 120 gr/ekor, mulai dari benur (benih) udang 2 cm. Kadang-kadang
ada pula jenis Penaeus semisulcatus (de
Haan), yang karena berloreng-loreng juga, disebut udang windu pula. Tetapi
kehadirannya di tambak jarang sekali, jika dibading dengan Penaeus monodon.
Tanda-
tanda Udang Segar dan yang Tidak Segar
Penanganan Pasca Panen Udang Windu
Dalam penangananya, udang harus lebih baik dari pada ikan sebab
udang lebih cepat membusuk dibandingkan ikan. Berikut adalah cara penangannya
1.
Udang dipisah-pisahkan menurut jenis dan
besarnya. Ketika dicuci, ikan-ikan
yang tercampur dipisahkan.
Bagian
kepala dibuang dan dicuci, segera di es lebih dahulu dengan es curia. Pada saat
pengesan sebaiknya es dan udang dicampur (diaduk), sehingga tiap ekor udang
dikelilingi hancuran es. Selain dengan peng-esan, pendinginan dan pengangkutan
udang dapat juga dilakukan dengan merendamnya dalam air laut yang telah
didinginkan dengan es atau unit pendingin. Dalam hal ini kepala udang tidak
perlu dibuang. Pengerjaan semacam ini disebut penyimpanan dalam brine dingin,
atau dalam air laut yang didinginkan (refrigerated sea water). Kepala udang harus dibuang karena apabila
bagian kepala tidak dibuang maka udang akan
cepat
membusuk. Sebab dibagian kepala (cephalotorax) terdapat insang, isi perut dan
otak yang biasanya merupakan sumber bakteri pembusukan dan enzim-enzim
pencernaan.
2.
Penanganan udang harus cepat dan jangan sampai
terlalu lama terkena sinar matahari karena dapat mengakibatkan timbulnya
bercak-bercak hitam (black spot), atau garis-garis hitam pada bagian dalam
terutama kulit ruas atau melintang pada bagian ekor udang; juga pada ujung
kulit yang menutupi kulit ruas belakang. Bercak hitam terjadi karena adanya
aktivitas sejenis enzim yang disebut “Tyrosinase”. Enzim ini terdapat pada kulit
udang dan mudah bereaksi dengan satu jenis asam amino. Dari hasil reaksi akan
terbentuk pigmen-pigmen hitam yang disebut melanin. Prosesnya disebut
melanosis.
3.
Selain itu, pengesan udang yang terlalu lama
juga menimbulkan bau yang tidak enak dan menurunkan kesegaran. Hal ini akan
mempercepat pembentukan bercak hitam. Akan tetapi, kalau penangananya cukup
baik (suhu selalu mendekati 0° C) pembentukan bercak hitam dapat dihambat
sampai seminggu hingga sepuluh hari. Pengesasn setelah didarat menggunakan es
lagi dan dimasukkan ke ruang pendingin (dengan suhu kurang lebih 5 ° sampai 10
°C)
Jenis olahan khusus udang yaitu
bentuk komoditas udang kupas-rebus yang juga disebut sushi ebi. Sushi ebi ini
adalah olahan udang yang khusus diekspor ke Jepang dengan bentuk lurus. Cara
pengolahannya sebagai berikut:
1. Udang-udang
kecil setelah dibuang kepalanya lalu ditusuk dengan tusukan gigi supaya
bentuknya menjadi lurus
2. Direbus
dalam larutan garam encer selama beberapa waktu tertentu
3. Setelah
dingin tusuk gigi dicabut dan udangnya dikupas serta dirapihkan
4. Kemudian
dikemas dalam kantong plastic dan karton lalu dibekukan
Batas Maksimum Cemaran Mikroba
Menurut
SNI 7388:2009
Angka
Lempeng Total (ALT) menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk. Di beberapa
negara dinyatakan sebagai Aerobic
Plate Count (APC) atau Standard Plate Count (SPC) atau Aerobic
Mikrobial Count (AMC)
Penyakit yang Rawan Menyerang
Udang Windu
• Udang Windu
merupakan salah satu komoditi yang paling rentan terserang WSSV (White Spot
Syndrome Virus) yang mengakibatkan udang windu memiliki bintik-bintik putih
dan berujung pada kematian.
• Selain
itu, udang windu yang berukuran kerdil kemungkinan disebabkan oleh MBV
(Monodon baculovirus)
Kandungan Gizi
Sumber
: J.A. Shelf and J.M. Jay, 1971 (dalam Hadiwiyoto, 1993)
Penyebab Perubahan Warna Pada Udang
Windu
Hewan Crustacea memiliki
bebrapa pigmen yang berbeda dalam cangkang mereka, yaitu astaxanthin. Hewan Crustacea menghasilkan warna merah. Tetapi
pigmen warna itu dibungkus dalam rantai protein berwarna gelap, sehingga
cangkang terlihat gelap. Pada
suhu normal dan ketika hidup, pigmen tersebut tetap tersembunyi karena ditutupi
rantai protein lain. Ketika dimasak, protein rusak sehingga pigmen merah
dibawah terlihat dengan jelas.
Penyebab Alergi Pada Udang
Alergi
adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing tertentu. Alergi
makanan laut umumnya disebabkan oleh makanan yang termasuk dalam golongan crustacean
misalnya udang, kepiting atau kerang. Banyak hal yang menyebabkan alergi pada
seafood, antara lain:
Tubuh yang intolerant pada protein dari hewan laut. Contohnya tropomyosin pada
udang. Tropomyosin adalah protein yang terdapat pada otot udang. Tropomyosin
ini sering terlibat dalam reaksi silang dengan alergen lain sehingga dapat
memperparah kejadian alergi
Faktor genetik (keturunan), biasanya orang yang keturunan ibu atau ayahnya memiliki
alergi seafood kemungkinan besar anaknya pun akan terkena alergi jika
mengkonsumsi seafood
Produk Olahan Udang Windu
a. Kerupuk
udang
Citarasa
udang untuk pembuatan udang sering diambil dari sari(ekstrak) kepala dan kulit
udang. Caranya kepala dan kulit udang direbus kemudian dikentalkan. Namun utuk
kerupuk udang dengan kualitas yang baik sebaikna menggunakan daging udangnya.
b.
Petis dari sari udang
Udang
dicuci tanpa dikupas kulitnya kemudian direbus dengan air mendidih selama kira2
1jam. Airnya disaring sedangkan udangnya dijemur untuk ebi. Ke dalam air udang
yang mengandung sari udang itu ditambahkan gula merah (kurang lebih 500gram
untuk 1kg udang), lalu direbus. Sebelum kental disaring lagi untuk memisahkan
kotoran-kotoran gula. Sementara ditempat lain bubur beras encer dimasak untuk
diambil tajinnya. Setelah hamper kental diberi garam secukupnya. Pemberian
garam jangan dilakukan pada waktu adonan masih encer, sebab rasanya akan
menjadi terlalu asin. Adinan ini dimasak sampai kental. Pemasakan sebaiknya di
wajan supaya lebih mudah dan cepat.
Daftar
Pustaka
Mujiman,
Ahmad dan Suyanto, S. Rachmatun. 1989. Budidaya
Udang Windu. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulyanto. 1994. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. PT
Penebar Swadaya, Jakarta.
Suwignyo.
1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumber
Daya Informasi, IPB.
Saya Jessica Deasy 16.I1.0078 ingin bertanya, adakah manfaat kesehatan yang didapat saat mengkonsumsi udang?
BalasHapusSaya Steffani Sylvia Tan (16.I2.0025) ingin bertanya, apa yang menjadi pembeda pada udang dengan lobster? Apakah perbedaan nilai gizi diantara keduanya? Kalau ada apa saja? Terima kasih
BalasHapusSaya bella bunga 16.I2.0035 ingin bertanya, berapa lamakah udang windu tahan didalam kulkas maupun diluar? Apakah jika didinginkan telalu lama nilai gizinya berkurang? Terimakasih.
BalasHapusSaya Sr. Fransisca PMY (16.I1.0164) Ingin bertanya, mengapa penyimpanan es yang menggunakan air laut yang didinginkan tidak perlu membuang kepala udang dan dengan air es biasa harus dibuang kepalanya?
BalasHapusDalam beberapa pengalaman sehari-hari ada pengolahan khusus terhadap kepala udang yang diyakini dapat mencegah osteoporosis, apakah benar pernyataan tersebut? Terima kasih....
Angela Purnamasari Sumargo 16.i2.0014
BalasHapusSaya ingin bertanya apa perbedaan udang yang direndam di dalam air laut yang didinginkan dengan udang yang direndam di dalam air biasa saat pendinginan, mengapa pada artikel di atas ditulis pada saat pendinginan udang direndam pada air laut yang telah didinginkan?
Saya Kristina Wanda (16.I1.0101)
BalasHapusSaya ingin bertanya, seberapa sering kita boleh mengkonsumsi udang windu? Dan jika untuk konsumsi sehari-hari kira-kira seberapa banyak jumlah yang baik dan aman untuk konsumsi?
Terimakasih
Saya Theresia Yekti (16.I1.0097) ingin bertanya, bisakah kita mengetahui kalau udang tsb memiliki bercak hitam setelah digoreng? Dan apakah akibat jika kita mengonsumsinya? Terimakasih
BalasHapussaya Evangelina Stephanie (16.I2.0024) ingin bertanya, bisakah udang diolah sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan alergi pada saat memakannya? bagaimana proses pengolahannya?
BalasHapusFanny Margareta H 16.I1.0183
BalasHapusapakah melanosis yang terjadi pada udang mempengaruhi kandungan gizinya juga atau hanya kenampakan luarnya?
Saya Elfara Nabyla Tasya 16.I1.0083 ingin bertanya. Saya pernah dengar bahwa sehabis mengkonsumsi udang tidak boleh mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vitamin c krn dapat menyebabkan keracunan. Apakah benar demikian?kandungan apa yang terdapat didalam udang sehingga tidak boleh mengkonsumsi vitamin c setelahnya?terimakasih.
BalasHapussaya Gregorius Nico Adi Setiawan 16.I1.0196, ingin bertanya
BalasHapus- saya pernah membaca sebuah artikel yang ditulis oleh dinas kelautan di suatu daerah mengenai udang yang menerangkan bahwa kulit udang itu seharusnya tidak kita konsumsi karena tidak dapat kita cerna di dalam tubuh, begitu juga apabila kulit udang tersebut kita berikan kepada hewan peliharaan. Apakah hal tersebut benar? lalu apa yang menyebabkan kulit udang tidak dapat kita cerna?
- dalam proses mendapatkan ekstrak atau cita rasa dari udang maka dilakukan perebusan pada kepala dan kulitnya. Apakah hal tersebut aman? mengingat bahwa udang meletakkan kotoran mereka di kepala. Lalu apakah cita rasa udang akan berbeda apabila tidak kita ambil dari bagian kepala dan kulit? misalnya kita ambil dengan menggunakan dagingnya seperti pada proses mendapatkan kaldu pada daging.
Terimakasih :)
Hosana Shintya 16.I1.0034
BalasHapus- Dalam tulisan diatas, disebutkan bahwa udang tahan terhadap salinitas rendah. Apa itu salinitas? Apa yg menyebabkan udang bisa tahan terhadapnya?
- Kenapa udang bisa lebih cepat membusuk daripada ikan? Kandungan apa atau hal apa yang membuatnya lebih cepat membusuk?
- Apakah mungkin alergi pada udang disebabkan oleh kotoran udang? Karena ada beberapa orang yang sebenarnya tidak alergi, namun saat makan udang yang tidak bersih, menjadi gatal-gatal.
Terima kasih gan 👍