Selasa, 11 April 2017

Udang Windu


Monica Rossy K. (16.I1.0073)
Okti Ruenda (16.I1.0095)
Margareth Cindy L. (16.I1.0103)
Bernadeta Febriana H. (16.I1.0172)
Paraskevi Nove (16.I1.0199)

Udang Windu diklasifikasikan Suwignyo (1989) sebagai berikut:
Phylum           : Arthropoda
Kelas               : Crustaceae
Ordo                : Decapoda
Famili              : Paneidae
Genus              : Penaeus
Spesies            : Penaeus monodon
Udang windu termasuk spesies udang laut yang dapat mencapai ukuran besar. Udang Windu bisa disebut dengan pancet, bago, menjangan, pedet, pelaspelas, sito, liling atau lotong, black tiger shrimp. Pinaeus monodon (Fabricus) memiliki badan berwarna hijau kebiru-biruan dan berloreng-loreng besar. Ketika sampai di luar negeri dikenal sebagai Tiger prawn. Jenis inilah yang kemudian menjadi hasil tangkapan di laut dan merajai pasaran ekspor kita, karena memiliki nilai tinggi. Udang windu yang sudah berukuran besarlah yang kemudian diekspor.

Udang yang ada dialam bebas panjangnya ±35 cm dengan berat sekitar 260 gram. Udang windu dewasa mencari tempat yang dalam di tengah laut, sementara saat muda berada diperairan yang dangkal di tepi pantai bahkan ada yang berada di air payau. Udang termasuk hewan euryhaline (dapat mentolelir kisaran salinitas yang luas).Udang windu dapat hidup pada salinitas 3-35 ppt. Udang windu juga bersifat eurythermal yaitu hewan yang dapat mentolelir perubahan suhu yang luas (Mujiman dan Suyanto,1989).

Udang windu mudah dipelihara dalam tambak, karena tahan menghadapi salinitas yang rendah (3%), maupun yang tinggi (35%). Dalam tambak yang dikelola dengan cermat sebagaimana yang dilakukan untuk pemeliharaan ikan bandeng, udang windu ini dalam waktu 6 bulan dapat mencapai bobot 120 gr/ekor, mulai dari benur (benih) udang 2 cm. Kadang-kadang ada pula jenis Penaeus semisulcatus (de Haan), yang karena berloreng-loreng juga, disebut udang windu pula. Tetapi kehadirannya di tambak jarang sekali, jika dibading dengan Penaeus monodon.


Tanda- tanda Udang Segar dan yang Tidak Segar


Penanganan Pasca Panen Udang Windu
Dalam penangananya, udang harus lebih baik dari pada ikan sebab udang lebih cepat membusuk dibandingkan ikan. Berikut adalah cara penangannya
1.     Udang dipisah-pisahkan menurut jenis dan besarnya. Ketika dicuci, ikan-ikan yang tercampur dipisahkan.
Bagian kepala dibuang dan dicuci, segera di es lebih dahulu dengan es curia. Pada saat pengesan sebaiknya es dan udang dicampur (diaduk), sehingga tiap ekor udang dikelilingi hancuran es. Selain dengan peng-esan, pendinginan dan pengangkutan udang dapat juga dilakukan dengan merendamnya dalam air laut yang telah didinginkan dengan es atau unit pendingin. Dalam hal ini kepala udang tidak perlu dibuang. Pengerjaan semacam ini disebut penyimpanan dalam brine dingin, atau dalam air laut yang didinginkan (refrigerated sea water). Kepala udang harus dibuang karena apabila bagian kepala tidak dibuang maka udang akan cepat membusuk. Sebab dibagian kepala (cephalotorax) terdapat insang, isi perut dan otak yang biasanya merupakan sumber bakteri pembusukan dan enzim-enzim pencernaan.

2.     Penanganan udang harus cepat dan jangan sampai terlalu lama terkena sinar matahari karena dapat mengakibatkan timbulnya bercak-bercak hitam (black spot), atau garis-garis hitam pada bagian dalam terutama kulit ruas atau melintang pada bagian ekor udang; juga pada ujung kulit yang menutupi kulit ruas belakang. Bercak hitam terjadi karena adanya aktivitas sejenis enzim yang disebut “Tyrosinase”. Enzim ini terdapat pada kulit udang dan mudah bereaksi dengan satu jenis asam amino. Dari hasil reaksi akan terbentuk pigmen-pigmen hitam yang disebut melanin. Prosesnya disebut melanosis.

3.     Selain itu, pengesan udang yang terlalu lama juga menimbulkan bau yang tidak enak dan menurunkan kesegaran. Hal ini akan mempercepat pembentukan bercak hitam. Akan tetapi, kalau penangananya cukup baik (suhu selalu mendekati 0° C) pembentukan bercak hitam dapat dihambat sampai seminggu hingga sepuluh hari. Pengesasn setelah didarat menggunakan es lagi dan dimasukkan ke ruang pendingin (dengan suhu kurang lebih 5 ° sampai 10 °C)
                                                       
Jenis olahan khusus udang yaitu bentuk komoditas udang kupas-rebus yang juga disebut sushi ebi. Sushi ebi ini adalah olahan udang yang khusus diekspor ke Jepang dengan bentuk lurus. Cara pengolahannya sebagai berikut:
1.     Udang-udang kecil setelah dibuang kepalanya lalu ditusuk dengan tusukan gigi supaya bentuknya menjadi lurus
2.     Direbus dalam larutan garam encer selama beberapa waktu tertentu
3.     Setelah dingin tusuk gigi dicabut dan udangnya dikupas serta dirapihkan
4.     Kemudian dikemas dalam kantong plastic dan karton lalu dibekukan
Batas Maksimum Cemaran Mikroba
Menurut SNI 7388:2009

Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk. Di beberapa negara dinyatakan sebagai  Aerobic Plate Count (APC) atau Standard Plate Count (SPC) atau Aerobic Mikrobial Count (AMC)
Penyakit yang Rawan Menyerang Udang Windu
       Udang Windu merupakan salah satu komoditi yang paling rentan terserang WSSV (White Spot Syndrome Virus) yang mengakibatkan udang windu memiliki bintik-bintik putih dan berujung pada kematian.
       Selain itu, udang windu yang berukuran kerdil kemungkinan disebabkan oleh MBV (Monodon baculovirus)
Kandungan Gizi

Sumber : J.A. Shelf and J.M. Jay, 1971 (dalam Hadiwiyoto, 1993)

Penyebab Perubahan Warna Pada Udang Windu
Hewan Crustacea memiliki bebrapa pigmen yang berbeda dalam cangkang mereka, yaitu astaxanthin. Hewan Crustacea menghasilkan warna merah. Tetapi pigmen warna itu dibungkus dalam rantai protein berwarna gelap, sehingga cangkang terlihat gelap. Pada suhu normal dan ketika hidup, pigmen tersebut tetap tersembunyi karena ditutupi rantai protein lain. Ketika dimasak, protein rusak sehingga pigmen merah dibawah terlihat dengan jelas.

Penyebab Alergi Pada Udang
Alergi adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing tertentu. Alergi makanan laut umumnya disebabkan oleh makanan yang termasuk dalam golongan crustacean misalnya udang, kepiting atau kerang. Banyak hal yang menyebabkan alergi pada seafood, antara lain:
Tubuh yang intolerant pada protein dari hewan laut. Contohnya tropomyosin pada udang. Tropomyosin adalah protein yang terdapat pada otot udang. Tropomyosin ini sering terlibat dalam reaksi silang dengan alergen lain sehingga dapat memperparah kejadian alergi
Faktor genetik (keturunan), biasanya orang yang keturunan ibu atau ayahnya memiliki alergi seafood kemungkinan besar anaknya pun akan terkena alergi jika mengkonsumsi seafood
Produk Olahan Udang Windu
a.     Kerupuk udang
Citarasa udang untuk pembuatan udang sering diambil dari sari(ekstrak) kepala dan kulit udang. Caranya kepala dan kulit udang direbus kemudian dikentalkan. Namun utuk kerupuk udang dengan kualitas yang baik sebaikna menggunakan daging udangnya.
b.     Petis dari sari udang
Udang dicuci tanpa dikupas kulitnya kemudian direbus dengan air mendidih selama kira2 1jam. Airnya disaring sedangkan udangnya dijemur untuk ebi. Ke dalam air udang yang mengandung sari udang itu ditambahkan gula merah (kurang lebih 500gram untuk 1kg udang), lalu direbus. Sebelum kental disaring lagi untuk memisahkan kotoran-kotoran gula. Sementara ditempat lain bubur beras encer dimasak untuk diambil tajinnya. Setelah hamper kental diberi garam secukupnya. Pemberian garam jangan dilakukan pada waktu adonan masih encer, sebab rasanya akan menjadi terlalu asin. Adinan ini dimasak sampai kental. Pemasakan sebaiknya di wajan supaya lebih mudah dan cepat.
Daftar Pustaka
Mujiman, Ahmad dan Suyanto, S. Rachmatun. 1989. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulyanto. 1994. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Suwignyo. 1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumber Daya Informasi, IPB.

12 komentar:

  1. Saya Jessica Deasy 16.I1.0078 ingin bertanya, adakah manfaat kesehatan yang didapat saat mengkonsumsi udang?

    BalasHapus
  2. Saya Steffani Sylvia Tan (16.I2.0025) ingin bertanya, apa yang menjadi pembeda pada udang dengan lobster? Apakah perbedaan nilai gizi diantara keduanya? Kalau ada apa saja? Terima kasih

    BalasHapus
  3. Saya bella bunga 16.I2.0035 ingin bertanya, berapa lamakah udang windu tahan didalam kulkas maupun diluar? Apakah jika didinginkan telalu lama nilai gizinya berkurang? Terimakasih.

    BalasHapus
  4. Saya Sr. Fransisca PMY (16.I1.0164) Ingin bertanya, mengapa penyimpanan es yang menggunakan air laut yang didinginkan tidak perlu membuang kepala udang dan dengan air es biasa harus dibuang kepalanya?
    Dalam beberapa pengalaman sehari-hari ada pengolahan khusus terhadap kepala udang yang diyakini dapat mencegah osteoporosis, apakah benar pernyataan tersebut? Terima kasih....

    BalasHapus
  5. Angela Purnamasari Sumargo 16.i2.0014
    Saya ingin bertanya apa perbedaan udang yang direndam di dalam air laut yang didinginkan dengan udang yang direndam di dalam air biasa saat pendinginan, mengapa pada artikel di atas ditulis pada saat pendinginan udang direndam pada air laut yang telah didinginkan?

    BalasHapus
  6. Saya Kristina Wanda (16.I1.0101)
    Saya ingin bertanya, seberapa sering kita boleh mengkonsumsi udang windu? Dan jika untuk konsumsi sehari-hari kira-kira seberapa banyak jumlah yang baik dan aman untuk konsumsi?
    Terimakasih

    BalasHapus
  7. Saya Theresia Yekti (16.I1.0097) ingin bertanya, bisakah kita mengetahui kalau udang tsb memiliki bercak hitam setelah digoreng? Dan apakah akibat jika kita mengonsumsinya? Terimakasih

    BalasHapus
  8. saya Evangelina Stephanie (16.I2.0024) ingin bertanya, bisakah udang diolah sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan alergi pada saat memakannya? bagaimana proses pengolahannya?

    BalasHapus
  9. Fanny Margareta H 16.I1.0183
    apakah melanosis yang terjadi pada udang mempengaruhi kandungan gizinya juga atau hanya kenampakan luarnya?

    BalasHapus
  10. Saya Elfara Nabyla Tasya 16.I1.0083 ingin bertanya. Saya pernah dengar bahwa sehabis mengkonsumsi udang tidak boleh mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vitamin c krn dapat menyebabkan keracunan. Apakah benar demikian?kandungan apa yang terdapat didalam udang sehingga tidak boleh mengkonsumsi vitamin c setelahnya?terimakasih.

    BalasHapus
  11. saya Gregorius Nico Adi Setiawan 16.I1.0196, ingin bertanya

    - saya pernah membaca sebuah artikel yang ditulis oleh dinas kelautan di suatu daerah mengenai udang yang menerangkan bahwa kulit udang itu seharusnya tidak kita konsumsi karena tidak dapat kita cerna di dalam tubuh, begitu juga apabila kulit udang tersebut kita berikan kepada hewan peliharaan. Apakah hal tersebut benar? lalu apa yang menyebabkan kulit udang tidak dapat kita cerna?

    - dalam proses mendapatkan ekstrak atau cita rasa dari udang maka dilakukan perebusan pada kepala dan kulitnya. Apakah hal tersebut aman? mengingat bahwa udang meletakkan kotoran mereka di kepala. Lalu apakah cita rasa udang akan berbeda apabila tidak kita ambil dari bagian kepala dan kulit? misalnya kita ambil dengan menggunakan dagingnya seperti pada proses mendapatkan kaldu pada daging.

    Terimakasih :)

    BalasHapus
  12. Hosana Shintya 16.I1.0034

    - Dalam tulisan diatas, disebutkan bahwa udang tahan terhadap salinitas rendah. Apa itu salinitas? Apa yg menyebabkan udang bisa tahan terhadapnya?
    - Kenapa udang bisa lebih cepat membusuk daripada ikan? Kandungan apa atau hal apa yang membuatnya lebih cepat membusuk?
    - Apakah mungkin alergi pada udang disebabkan oleh kotoran udang? Karena ada beberapa orang yang sebenarnya tidak alergi, namun saat makan udang yang tidak bersih, menjadi gatal-gatal.

    Terima kasih gan 👍

    BalasHapus