Selasa, 23 Mei 2017

Biji Jali

Hanjeli atau jali-jali (Coixlacryma-jobi L.) merupakan tanaman serealia dari family poaceae yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pakan.Jali merupakan tumbuhan berhari pendek dan membutuhkan suhu tinggi, curah hujan yang melimpah,tanah yang cukup subur, dan lebih menyukai sinar matahari harian yang pendek. Biji jali berasal dari Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia.Tanaman jali dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, di daerah tropis, jenis ini dapat tumbuh dari permukaan laut sampai pada ketinggian 2000m dpl. Sedangkan di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut dalam tempat terbuka. Jali dapat beradaptasi pada daerah tropik juga daerah kering dengan suhu sekitar 25oC sampai 35oC.
KARAKTERISTIK
Jali berbentuk lonjong dengan ujung agak meruncing dan pangkal biji lebih tumpul. Diameter biji kira-kira 7 mm. Kulit biji jali batu sangat tebal dan keras. Warnanya abu-abu kehitaman, biru sampai putih. Permukaan kulit biji licin mengkilap. Jenis jali dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu jali ketan dan jali batu.  Jenis biji jali ketan memiliki tekstur dan warna biji yang lebih lunak dan kusam sehingga jenis ini biasanya lebih digunakan untuk bahan pangan dan obat karena proses pengolahannya jauh lebih mudah.
KLASIFIKASI BIJI JALI
Kingdom : plantae
Sub kingdom : viridiplantae
Infra kingdom : streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Lilianae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Coix L.
Spesies : Coix lacryma-jobi L.
Varietas : lacryma-jobi L.
Ada dua varietas pada biji jali, yaitu :
    Jenis yang dibudidayakan (var. ma-yuen)
     memiliki peranan penting sebagai sumber pangan dan  obat tradisional.
     Jenis ini memiliki cangkang yang tipis dan mudah dipecahkan, sehingga mudah untuk mendapatkan biji dalamnya untuk bahan makanan.  
    Jenis yang liar (var. stenocarpa, var. monilifer, dll.)
     seringkali dianggap sebagai gulma, karena mudah sekali tumbuh secara liar. Jenis ini memiliki cangkang yang sangat keras bagaikan batu, sulit dipecahkan.



Protein yang terdapat dalam biji jali terdiri atas asam amino tyrosine, arginine, histide, asam glutamate, lysine dan leusine. Selain kaya akan protein, biji jali juga mengandung lemak essensial, asam lemak miristat dan palmitat. Asam lemak essensialnya terdiri atas 45-55%, asam oleat 35%, dan asam linoleat 39% (Lau, 2003).
Granula pati jali berbentuk bulat dan polygonal dengan ukuran rata-rata 11.68-12.29 µm. Suhu gelatinisasi jali putih dan jali hitam berkisar antara 67-81°C dengan tipe gelatinisasi tipe A.
PENANAMAN BIJI JALI
beberapa petani lokal menyatakan bahwa tanaman ini hanya membutuhkan sedikit pupuk, dan tidak memiliki hama dan penyakit yang cukup berarti. Satu-satunya ancaman utama adalah burung liar yang mengincar bijinya. Namun budidaya tanaman hanjeli tetap memerlukan tanah yang baik, air yang cukup dan sinar matahari yang cukup. Pemberian pupuk untuk menambah unsur hara nitrogen tetap diperlukan (Nurmala, 2003). Kekurangan hanjeli dibandingkan padi dan jagung adalah produktivitas (yield) yang masih relatif lebih rendah. Walaupun pada dasarnya tanaman ini bersifat perennial (tahunan), tetapi untuk budidaya dianggap sebagai tanaman annual (musiman). Usia panen sekitar 150 hari.
Dapat dipanen setelah tanam dengan ciri- ciri : kulit mengeras, daun bendera menguning.
  1. Produktifitas tanaman ini mencapai 8 - 10 ton/Ha
  2. Masa panen dapat dilakukan 2 - 3x dalam satu kali musim tanam
  3. Pemanenan dilakukan dengan sabit atau parang dengan ketinggian ± 80 - 100 cm dari permukaan tanah.
Setelah biji jali dipanen dan dikeringkan dapat bertahan lebih lama dari biji yang tidak dikeringkan, hal ini dapat terjadi karena kadar air dalam biji yang dikeringkan lebih sedikit dari biji yang basah.
Kendala dalam penanganan pasca panen biji jali
Penanganan pasca panen tanaman jali terdapat beberapa kendala, salah satunya terdapat pada proses perontokan bulir-bulir biji jalidari tangkainya.Menurut Iswari (2012) perontokan secara manual dapat dilakukan dengan diiles, dipukul atau dibanting/digebot dan juga disisir (pedal thresher).  Petani mengalami kesulitan dalam penggunaan pedal thresher sehingga efisiensi waktuperontokan menjadi lebih rendah daripada alat pukul (gebot). Dalam pelaksanaan di lapangan, penggunaan pedal thresher masih belum optimal untuk dapat diaplikasikan terutama dengan keterkaitan perbandingan antara kemampuan serta daya kayuh alat (Hasbullah, 2011).Kapasitas  perontokkandengan menggunakan tenaga manual (gebot) tidak ada yang melampaui 100 kg/jam/orang.  Merontok menggunakan pedal thresher antara 90 sampai 120 kg/jam/orang. Sedangkan merontok dengan power thresher mencapai 600 sampai 1000 kg/jam/orang (Sulistiadji, 2008).Oleh karena itu Pengembangan alat danmesin pasca panen tanaman jali perlu dilakukan untuk membantu proses pengembangan diversifikasi pangan salah satunya melalui proses pengolahan tanaman jali.
MANFAAT BIJI JALI
Sebagai bahan makanan, beberapa potensi pemanfaatan biji hanjeli adalah:
  1. Sebagai campuran beras, ataupun digunakan sendiri sebagai nasi hanjeli.
  2. Sebagai campuran makanan sereal lainnya, misalnya campuran havermut (oatmeal).
  3. Bubur hanjeli (dengan rasa manis seperti bubur kacang hijau), dan sebagai teman kolak.
  4. Difermentasi seperti tape ketan. Berbeda dengan beras ketan yang bersifat lengket, hanjeli memiliki tekstur yang kenyal namun tidak lengket, sehingga sangat berpotensi untuk diolah menjadi alternatif makanan yang enak.
Jali dapat mengobati beberapa penyakit seperti :


       abses paru
       sakit usus buntu
       radang usus (enteritis) kronis
       infeksi dan batu saluran kencing
       bengkak (edema)
       biri-biri
       tidak datang haid
       keputihan (leuchorhea)
       sakit kuning (jaundice)
       Demam
       cacingan (ascariasis)
       rheumatism seperti sakit otot (mialgia)
       tumor saluran pencernaan seperti kanker lambung
       kanker paru
       kanker mulut rahim (cervix)
       kutil (warts)
       eksema
       radang paru
       batuk sesak, dan lain-lain.

2 komentar:

  1. Hosana Shintya 16.I1.0034

    - Bagaimana perbandingan kadar air biji jadi yang telah dikeringkan dengan beras? Dan seberapa lama umur simpannya?
    - Dikatakan bahwa biji jali memiliki potensi diversifikasi pangan untuk menggantikan beras, bagaimana perbandingan gizinya dengan beras? Apakah mungkin bisa diimbangi atau malah lebih tinggi?

    Terima kasih gan 👍

    BalasHapus
  2. Saya Josephine Claretta 16.I1.0035 ingin bertanya,

    - Bagaimana proses fermentasi yang terjadi pada biji jali dan agen fermentasi apa yang digunakan?

    - Apa saja ciri-ciri biji jali yang baik dan siap diolah?

    Terima kasih ^•^

    BalasHapus