Selasa, 30 Mei 2017

Singkong

SINGKONG

Disusun oleh:
Christopher Halim      16.I1.0003
Sim, Samathayanika    16.I2.0010
The, Kenny Andita     16.I2.0039
Tirza Yuniarti K         16.I2.0040
Fernanda Elfriani         16.I2.0042

Deskripsi
Singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang umbinya dimanfaatkan sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya dapat dimakan sebagai sayuran. Singkong dalam bahasa Latin disebut Manihot utilissima. Tanaman ini dapat tumbuh mencapai 5 m, bahkan lebih. Daun singkong berbentuk menjari dengan diameter antara 5-9 cm. Satu pohon singkong dapat menghasilkan umbi rata-rata 5-10 buah. Singkong memiliki warna umbi putih tulang atau putih bersih hingga kuning (Ismiatun, 2000).



Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman pangan dan perdagangan (cash crop). Sebagai tanaman perdagangan, singkong menghasilkan gaplek, tepung singkong, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamat, dan tepung aromatik. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung.

Sebagai sumber karbohidrat, singkong merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung, beras, sorgum, gandum. Dalam sistematika tanaman, singkong termasuk kelas dicotyledoneae. Singkong masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies beberapa di antaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet, jarak, dan umbi-umbian (Prihatman, 2000).

Sejarah Budidaya dan Penyebarannya
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul Brasil dgn 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dgn 24,1 juta ton, diikuti Thailand dgn 21,9 juta ton (FAO, 2004). Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Syarat Tumbuh Tanaman
Singkong dikenal sebagai tanaman yang tumbuh di mana saja denga kondisi apa saja. Meskipun demikian, agar tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik dibutuhkan kondisi lingkungan yang ideal. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup sepanjang hari dan menghendaki iklim dengan curah hujan antara 1500 – 2500 mm/tahun. Suhu ideal bagi tanaman singkong adalah minimum 10oC dengan kelembaban 60% - 65%.Jenis tanah yang cocok untuk budidaya singkong adalah tanah yang kaya bahan organik, gembur, tidak terlalu liat dan porous. pH tanah yang ideal untuk tanaman ini adalah netral (6,5 – 7,5). Singkong dapat ditanam pada ketinggian hingga 1500 mdpl, namun ketinggian idealnya adalah 10 – 700 mdpl.

Pemanenan
Tanaman Singkong dapat dipanen pada usia 6 – 8 bulan setelah tanam atau 9 – 12 bulan setelah tanam tergantung pada varietas yang ditanam. Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok dan umbi singkong sudah besar (dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian umbi). Cara pemanenannya yaitu dengan cara mencabut batang hingga bagian umbinya terangkat semua.

Jenis Singkong
Singkong memiliki banyak varietas dan jenis yang berbeda-beda. Walaupun tampilan luarnya terlihat sama, namun jenis yang berbeda mempengaruhi rasa, tekstur, dan warna daging singkong. Berikut merupakan jenis-jenis singkong di Indonesia:
1.     Singkong Mukibat
Singkong mukibat berasal dari Jawa Timur yang ditemukan oleh Mukibat, seorang petani di desa Ngadiluwih, Kediri. Singkong mukibat merupakan hasil dari okulasi atau penyambungan antarbatang. Mukibat pertama kali membudidayakan singkong ini dengan cara menyambung singkong biasa dengan singkong karet. Biasanya, umbi singkong mukibat diambil patinya untuk diolah sebagai bioetanol.
2.     Singkong Emas
Jenis singkong ini merupakan rekayasa bibit singkong dari Thailand yang dikawinkan dengan singkong karet lokal. Umbi ini pertama kali diperkenalkan di Bengkulu dan ditanam oleh petani Bengkulu. Umbi singkong emas ini bisa diolah pabrikasi menjadi beragam produk jadi seperti tepung terigu, minyak kompor, spirtus, bahan pembuat jamu hingga pakan ternak.
3.     Singkong Gajah
Singkong ini berasal dari Kalimantan Timur dan mempunyai umbi yang besar dengan diameter 8 cm. Ketela yang satu ini bisa dikonsumsi dan mempunyai rasa yang gurih seperti mengandung mentega. Singkong ini dijadikan tepung dan bahan baku bioetanol. Singkong gajah memiliki umbi yang berat, mudah ditanam, dan bisa langsung dikonsumsi sebagai bahan makanan pengganti beras dengan rasa ketan.
4.     Singkong Kuning atau Singkong Mentega
Singkong ini mempunyai tekstur lebih kenyal dan legit serta warna yang kuning. Masakan yang dibuat menggunakan singkong ini mempunyai warna yang cantik dan menggugah selera. Singkong kuning sering dibuat menjadi tape singkong dengan rasa yang manis dan warna kuning yang cantik.
5.     Singkong Manggu
Singkong manggu berasal dari Jawa Barat yang telah dikenal sejak lama dan mempunyai diameter batang 4 – 5 cm. Jenis singkong yang satu ini bisa dikonsumsi karena mempunyai rasa yang enak, manis, dan dapat diolah menjadi beragam makanan. Singkong manggu mudah ditanam, mudah dikupas, dagingnya empuk, dan renyah serta mempunyai kadar pati yang tinggi.

Kandungan Nutrisi
Singkong mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Singkong mengandung energi sebesar 160 Kcal, karbohidrat 38.06 g, protein 1,36 g, total lemak 0.28 g, dan serat 1,8 g. Umbi singkong tidak mengandung kolesterol. Kandungan gizi per 100g singkong mentah menurut USDA:
1. Vitamin


     Folat (vitamin B9) 27 mg
     Vitamin C 20,6 mg
     Vitamin K 1,9 mg
     Niacin (vitamin B3) 0.854 mg
     Pyridoxine (vitamin B6) 0.088 mg
     Riboflavin (vitamin B2) 0.048 mg
     Thiamin (vitamin B1) 0,087 mg
     Vitamin A 13 IU <
     Vitamin E 0,19 mg


2. Mineral


     Sodium 14 mg
     Kalium 271 mg
     Kalsium 16 mg
     Zat Besi 0,27 mg
     Magnesium 21 mg
     Mangan 0,383 mg
     Fosfor 27 mg
     dan Zinc 0.34 mg



Manfaat Kandungan Nutrisi Bagi Kesehatan
Berikut manfaat singkong bagi kesehatan:
1.     Sumber energi
Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi tropis yang kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita.
2.     Mengandung Serat dan 0 kolesterol
Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas.
3.     Kandungan protein tinggi
Singkong mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan.
4.     Bebas gluten
Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme.
5.     Sumber vitamin K
Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak.
6.     Sumber vitamin B
Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh.
7.     Kandungan Magnesium dan Tembaga tinggi
Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan meningkatkan kesehatan seumur hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko osteoporosis. Mineral penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat besi, serta seng.
8.     Tinggi Kalium
Ubi kayu juga menyediakan kalium yang cukup baik (271 mg per 100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan senyawa penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah.

Kandungan Berbahaya
Umbi singkong tertentu mengandung senyawa beracun alami yang bernama glikosida, sianogen, linamarin, dan metil-linamarin. Namun mengupas singkong akan mengurangi kandungan sianida. Selain itu, pengeringan matahari dan perendaman serta perebusan akan menguapkan senyawa ini, yang membuatnya aman untuk dikonsumsi manusia. Mengonsumsi singkong mentah dapat menyebabkan keracunan sianida dengan gejala seperti muntah, mual, pusing, sakit perut, sakit kepala, dan bahkan kematian. Secara umum, kandungan sianida secara substansial lebih tinggi di bagian luar dan kulit.

Ubi kayu jenis singkong ungu atau yang disebut singkong genderuwo merupakan jenis singkong yang lebih tinggi kandungan racunnya. Sehingga lebih baik untuk tidak mengonsumsi jenis singkong tersebut. Mengonsumsi singkong secara monoton juga tidak disarankan karena dapat mengakibatkan kondisi kronis seperti neuropati ataxic tropis (TAN) dan diabetes melitus. Hal lain yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi singkong adalah umur singkong. Singkong yang telah lama disimpan ditandai dengan garis-garis atau perubahan warna pada ujung yang menjadi keabu-abuan dan sebaiknya tidak dikonsumsi.

Perubahan Kualitas Secara Fisik dan Kimia
Singkong yang segar mempunyai warna coklat segar atau merah maroon dan mudah dikuliti. Selain itu, baunya tidak terlalu kuat, tidak berair, dan bagian daging singkong berwarna putih bersih. Akibat penyimpanan yang terlalu lama atau kondisi tempat penyimpanan, umbi singkong dapat mengalami perubahan secara fisik. Singkong yang busuk  mempunyai warna kulit yang pucat dan terdapat kapang pada kulitnya serta berlubang-lubang. Pada daging singkong terdapat warna kebiru-biruan hingga coklat yang disebabkan oleh hidrogen sianida.





Secara kimiawi, kandungan di dalam singkong dapat mengalami perubahan. Perubahan kandungan tersebut adalah berkurangnya berbagai vitamin dalam singkong, seperti folat, sodium, kalsium, mangan, fosfor, kalium serta protein. Singkong yang sudah mengalami pembusukan juga mengandung sianida lebih banyak daripada singkong yang masih segar.

Pemanfaatan Alternatif Singkong
Singkong merupakan sumber makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Umbi singkong di minati hampir di seluruh wilayah Tanah Air. Umbi singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di beberapa daerah tertentu. Singkong dapat dimasak dengan berbagai cara dan digunakan pada berbagai macam masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum yang baik untuk pengidap alergi.

Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari simgkong adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang umum dipakai pada tanaman singkong adalah daun dan umbi. Selain sebagai makanan tanaman singkong memiliki khasiat sebagai obat alternative misalnya yaitu obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina (Andareto, 2015).

DAFTAR PUSTAKA
Andareto, Obi. (2015). Apotik Herbal di Sekitar Anda. Lembar Langit Indonesia.
FAO. (2004). Global Cassava Market Study. Rome.
Ismiatun. (2000). Kudapan Berbahan Singkong. Penerbit Tiara Aksara. Surabaya.
Prihatman, K. (2000). Ketela Pohon/Singkong (Manihot utilissima Pohl).
http://mitalom.com/cara-budidaya-singkong/. Diakses pada taggal 28 Mei 2017.
http://mori.co.id/page/jenis-singkong. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017.

2 komentar:

  1. Saya maria natasha s. Nim 16.I2.0002 mau bertanya, bagaimana cara menghilangkan sianida pada proses pengolahan singkong?

    BalasHapus
  2. Liong, Livia 16.I2.0021
    Mau bertanya bangaimana cara penyimpanan singkong yg baik untuk mencecah terjadinya pembusukan?

    BalasHapus